Beberapa minit terus berlalu, si hijrah tetap terpegun kakuh membisu,merenung dan terus merenung. semakin dalam dan terus tenggelam dengan dunia nya.
Gedebuk !!!!..... deras air meluncur pada dinding gebu pipi tatkala kelopak mata terpejam sesaat.
Argghhhh..hati si hijrah meronta, merintih, sakit ,,,,,sakit,,,,cukup !!!.,kembalilah hati yang telah pergi menjauh..
Bisikan hati Si hijrah yang tak siapa dapat mendengari nya mahupun memahami.Tenggelam dalam dunia yang umpamanya hanya tinggallah dia sekujur tubuh duduk bertemankan alam, bersaksikan langit dan bumi, di hiburkan dengan kicauan sang burung, di tenangkan dengan sayupan angin dan deruan air tasik. Si hijrah meyeka air yang mengalir dan terus meyeka tetapi air tetap mengalir dengan lajunya tanpa menghiraukan sesisi dunia.Kesakitan nya umpama satu ketenangan yang tak pernah diperoleh tatkala air mata itu mengalir dengan derasnya. Apa yang membuatkan kelopak mata nya memuntahkan derasan air yang tak mampu di hentikan ? Biar jiwa berkuasa untuk memberhentikan tetapi kuasa itu telah lenyap dari jiwa nya seolah-olah membiarkan episod itu berlalu tanpa pengarah. Episod yang berjalan dengan spontan nya tanpa mengikut jalan cerita yang di ciptakan oleh sang manusia kerdil.
"Ya Allah, aku takut, aku takut, aku takut Ya Rabb, sangat takut....maafkan aku Ya Allah ."
Hanya bisikan itu yang terkeluar dari bibit-bibit ungkapannya tetapi tak mampu di dengari oleh sesisi dunia. Si hijrah meraup wajahnya dengan sepenuh penyesalan.
" Kenapa baru sekarang Ya Allah,? kenapa air mata ini tak nak berhenti Ya Allah ? Ya Allah kurniakan aku kekuatan itu Ya Allah,,, Jalan hidup ini terlalu berliku, sangat perit,,takkan mampuku harungi tanpa cinta dariMu Ya Allah,,,sungguh aku rindu..aku merindukanMU Ya Allah,,,sungguh sangat aku rindu..Maafkan aku Ya Allah..andai dahulu aku terlalu ego, maafkan aku Ya Rabb. Kini air mata ini dah tak mampu bertakung di dasar hati. Terlalu sempit untuk di takung lagi." Bisik hati si hijrah kpada Sang Penciptanya.
Si hijrah menyesal dengan diri nya sendiri atas apa yang di fikirkan selama berada dengan si kelompok. Coretan kelmarin kini menjelma di minda. Satu persatu timbul dan berlalu pergi di legaran minda.Janji yang di ungkapkan bersaksikan Allah hanya sekadar di bibir dan tidak terpatri di dasar hati malahan jauh sekali tertanam di setiap ingatan minda. Duduk bersama si kelompok baginya membuat jiwanya semakin jauh daripada penciptaNya malah membuat jiwanya hancur luluh yang di hempap dengan pelbagai cabaran tanpa persediaan . Saban hari pelbagai alasan yang bersalutkan kejahilan jiwa dilontarkan kepada si kelompok untuk menyendiri dengan kehidupannya dan mendabik dada dengan setiap keputusan yang ada di setiap perancangan nya.
Bermalam terus berlalu, matahari bersilih ganti dengan kehadiran bulan purnama. Si hijrah tetap dengan alasan kejahilan nya tanpa kesedaran di hatinya. Tetap merasa hebat dan berbangga dengan kemajuan diri.
"Aku tetap move on tanpa kamu, kamu terlalu sibuk dengan matlamat tapi akademik pun tergendala". Sindiran Si hijrah di dengari salah satu daripada ahli si kelompok.
Si hijrah tetap berbangga dengan apa yang di aturkan dalam hidupnya tanpa sedikit pengertian buat si kelompok. Si hijrah terus mendiam membisu dari gerakan si kelompok. Berminggu -minggu tanpa khabar kepada si kelompok dan terus membisu dan tetap fokus pada perancangan hidupnya yang pada hakikatnya buat jiwanya makin jauh pada RabbNya............
Itu lah dirinya pada waktu semalam, kini si hijrah duduk bersama jasad meluangkan hatinya bersama RabbNYA. Hinggakan si hijrah sendiri tak tahu mengapa air mata itu mampu mengalir dan terus mengalir dengan derasnya.Mengenangkan betapa egonya diri dengan kehebatan tanpa memerlukan si kelompok. Penyesalan yang begitu menerkam jiwa, menusuk qalbu. Merasakan hamba Allah yang tetap hamba. Bergerak ke mana, merancang sehebat apa, mendabik dada setinggi apa, segalanya tetap bergelar hamba. Jadilah seperti hamba Allah.
#Gadis Intifadhah
#DariHatiKeHati